Selamat datang di Kawasan Penyair Nusantara Kepulauan Riau. Terima kasih atas kunjungan Anda.

Minggu, 14 Oktober 2007

Hoesnizar Hood



(Kepulauan Riau)

Lahir di desa Sungai Ungar – Kepulauan Riau, 11 Desember 1967, Ia mengawali aktifitasnya sebagai seorang pembaca puisi, ia banyak berkesempatan membacakan puisi-puisinya di berbagai daerah di Indonesia dan juga luar negeri seperti Singapura serta Malaysia. Kumpulan puisinya “Kalau –Tiga Racik Sajak”-1997 dan “Tarian Orang Lagoi”-1999, serta beberapa antologi puisi, antara lain bersama penyair Malaysia ; Makam -2000 dan Tersebab Senandung Laut Hitam antologi penyair Kepulauan Riau-2002. Ia mendirikan sebuah komunitas seni yakni Pusat Latihan Seni Sanggam di Tanjungpinang yang lebih berorientasi pada berbagai seni pertunjukan dengan akar budaya Melayu dan banyak mengikuti kegiatan kesenian seperti : Pesta Gendang Nusantara di Malaka, Singapore Folk Fiesta di Singapura, dan International Folklore di Prancis serta Gamelan Festival – Yogyakarta, Festival Puisi Indonesia – Yogyakarta, Pergelaran seni GWK – Bali, Gelanggang Tari – Padang, Ecological Arts Gathering – Toba Sumatera Utara, dan Chingay Parade of Dream – Singapura. Puisi Dongeng Pasir-nya pernah menjadi ilham sebuah sinetron kerjasama Dewan Kesenian Kepulauan Riau dengan RCTI tahun 2003. dan mendapat Anugerah Kebudayaan dari Menteri Kebudayaan dan Pariwisata untuk kategori film tahun 2004. Sejak tahun 2004 ia dipercaya menjadi Ketua Umum Dewan Kesenian Provinsi Kepulauan Riau. Salah satu puisinya :

Aku Menulis di Toba

Air kembalilah ke hati
Kembali kemusim percintaan
Jangan turun dimata
Kembalilah keawan luruhlah lagi tumpah dibadan

Seperti danau bercinta dengan hujan
Aku ingin melihat tajammu menusuk
bagai lukisan barisan serdadu dalam putaran dadu nasibku

Air peluklah bagai berpeluk rindu
Pecah satu bunyi asmara
Senandung siang malamku

Aku menulis di Toba
Kegelisahan berenang ke risau
Anggun gelombang berpagut danau bertabik dengan bukit bangsawan
bukit segala tuan
Raja segala tinggi adat segala nyawa

Aku menulis di Toba
Seperti suratan bathinku ditulis di langit
Seperti takdir saudaraku ditulis di tangan
seperti nasib negeriku ditulis dilangit di
tanganMu

Gunung gapailah ke dasar seperti pancang yang tegak
Dan kau hikayatkan kisah yang tenggelam berabad-abad
Jangan tutup rahasia malam dengan bulan
Jangan tutup rahasia siang dengan matahari

aku menulis di Toba
aku menulis di danau berahasia
gelombang nyanyian dan bukit lagu antara batu tua kayu lama
dalam rahasia dua kutup tangan tetua
menarilah manarilah

seperti tak perduli angin
dengan mesra memberikan aku gigil
Seperti lena nasibku dalam kubang bangga bangsaku yang tak tau kemana akan menghala
Seperti berjam-jam aku membaca
kemana arusmu ?

Tidak ada komentar: